Senin, 30 Oktober 2017

Jihad Budaya Yang Penuh Duka Sedalam Cinta


Sebelum menggelar Gala Premiere Duka Sedalam Cinta (DSC) tanggal 18 Oktober 2017, tim dan kru Film DSC betul-betul berjihad fisabilillah agar film inspiratif ini bisa tayang di bioskop tanah air.
Tim dan kru DSC harus mengatur strategi dan argumentasi untuk memenuhi persyaratan-persyaratan dari pihak bioskop yang dalam tanda kutip "diskriminasi" terhadap film islam.
Tiga film yang bernafaskan islam diadu dan dibenturkan di jadwal tayang yang bersamaan. Duka Sedalam Cinta, Syeikh Abubakar dan Surgapun Ikut Menangis mendapatkan jadwal tayang yang sama dari pihak bioskop, yaitu tanggal 19 Oktober 2017. Padahal film-film bergenre yang lain banyak juga yang akan tayang, tapi kenapa 3 film bergenre islam dibenturkan di jadwal penayangan yang sama? Apa maksudnya? 
Beginilah jika kapitalisme menguasai ruang publik, dalam hal ini jaringan bioskop tanah air. Mereka akan dengan mudah pilah-pilih film seenak udelnya sendiri, yang penting dapur ngebul. Duit duit duit... itulah yang ada di benak kapitalis, penjajah modern yang telah mengangkangi negeri ini sejak lama, bahkan bisa jadi sejak negeri ini menyatakan kemerdekaannya. Mereka langsung mengincar berbagai negara untuk dijajah kembali (termasuk Indonesia didalamnya), dengan menggunakan sistem dan gerakan kapitalisnya, dan diperburuk lagi dengan adanya antek-antek neo kompeni dari dalam negeri sendiri. 
Astaghfirullaahaladziim... Ampuni kami yaa Rabb... Semoga pengusaha-pengusaha muslim bisa membuat jaringan bioskop yang lebih friendly dan obyektif, serta membantu film-film inspiratif, edukatif dan berkualitas, namun tidak mempunyai biaya promo yang memadai. Aamiin yaa Rabbanaa...
Kembali lagi ke film Duka Sedalam Cinta (DSC), setelah mendapatkan kepastian jadwal tayang tanggal 19 Oktober 2017, DSC mengagendakan Gala Premiere dan press conference sehari sebelum tayang di bioskop. Dihadiri oleh para pemeran utama, sutradara, cameo, dan juga penulis sekaligus produser film DSC, Helvy Tiana Rosa. Serta para tamu undangan dan awak media juga hadir menyemarakkan Gala Premiere Duka Sedalam Cinta.
"Kami mendapatkan layarnya sangat sedikit dari XXI, sedih sih.. tapi kami ga mau menyerah, kami akan fighting, supaya penontonnya tetap banyak, walaupun hanya sedikit layar yang didapatkan," ujar Helvy saat Gala Premiere DSC (Rabu, 18/10/2017).
Helvy juga mengungkapkan bahwa film ini aman ditonton untuk semua umur, walaupun ada kata CINTA di judulnya, CINTA yang dimakasudkan seperti CINTAnya Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail. Ketika ada perintah untuk menyembelih Ismail, sungguh DUKA SEDALAM CINTA yang dialami oleh Nabi Ibrahim, dan itu menjadi filosofi DSC, jadi bukan cinta yang berkonotasi negatif.
Selain itu film DSC ini juga mempromosikan pariwisata di daerah Maluku Utara, khususnya Ternate dan Halmahera Selatan. Kepulauan Widi salah satunya, yang tadinya merupakan pulau tak berpenghuni, sekarang sudah menjadi obyek pariwisata di Halmahera Selatan. Bahkan pada tanggal 25-29 Oktober 2015 telah diadakan "Widi International Fishing Tournament (WIFT) 2017" yang di ikuti setidaknya 1500 peserta dan 175 diantaranya merupakan peserta dari luar negeri.
Duka Sedalam Cinta (DSC) merupakan sekuel dari Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP The Movie). Proses pembuatan film yang sesuai dengan judulnya, telah banyak melahirkan talenta-talenta muda yang bisa menjadi inspirator dan motivator untuk kids zaman now. Quote-quote Gagah, Yudi, Gita dan Nadia serta Kyai Ghufron telah menjadi inspirasi dan motivasi tersendiri bagi para penonton film DSC ini.
"Kalau kau tak setuju pada suatu kebaikan yang mungkin belum kau pahami, kau bisa tetap menghargainya" begitulah pesan Mas Gagah kepada kita semua. Tentunya dalam koridor fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan), bukan dalam kemaksiatan dan dosa.
Film Duka Sedalam Cinta bagaikan oase di tengah-tengah gempuran film asing, horor dan percintaan yang menjurus ke pergaulan bebas, serta komedi pornografi. Helvy Tiana Rosa mengatakan bahwa ini sebagai "JIHAD BUDAYA" melalui film, mengajak para generasi muda untuk berhijrah, dari perilaku yang negatif menjadi pelopor kebaikan sejauh apa yang kita mampu, sebagaimana banyak hal yang telah dicontohkan dalam film DSC ini.
Dalam segala aspek kita harus berjihad (bersungguh-sungguh) untuk mencapai kebaikan yang dituju, walaupun penuh dengan DUKA SEDALAM CINTA.
"Segala yang Allah janjikan berharga di dunia ini, semuanya dilindungi dan di sembunyikan. Dimana engkau menemukan emas dan permata? Jauh didalam tanah, tersembunyi dan dilindungi. Dimana engkau menemukan mutiara? Jauh didasar samudera, tertutup dan terlindungi oleh cangkang yang indah. Tubuhmu suci, engkau lebih berharga daripada emas, permata dan mutiara yang ditutupi dan dilindungi" (Mas Gagah).
Demikianlah JIHAD BUDAYA yang penuh DUKA SEDALAM CINTA.
Sekian.

Mas Djoen.

Jumat, 27 Oktober 2017

Duka Sedalam Cinta sekuel Ketika Mas Gagah Pergi

Hampir 1 tahun lebih blog ku nganggur, entah kenapa yah, apakah terlalu keasyikan belajar menulis berita, atau apa?
Padahal banyak momen-momen penting seperti Aksi 411, Aksi 212 dan rentetan peristiwa-peristiwa yang sebenarnya sayang sekali jika terlewatkan untuk ditulis. Baiklah mungkin itu PR saya, dan sekarang langsung saja berkaitan dengan Film Duka Sedalam Cinta.
poster film
Duka Sedalam Cinta (DSC) adalah sekuel dari Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP The Movie). Walaupun film ini bisa dibilang berdiri sendiri, namun menurut saya jika tidak menonton Film KMGP maka di awal-awal film akan dibuat bingung dengan posisi Gagah dan Yudi yang berada di Ternate dan Halmahera Selatan yang tetiba ada di Jakarta, jika tidak menyimak dengan seksama apa yang diucapkan Gagah dan Yudi.
Maka tak heran banyak reviewer-reviewer film yang langsung nyinyir karena belum mengerti alur cerita dari awal, yang bermula dari film KMGP. Ada juga yang mendadak jadi reviewer film yang bisa jadi tugasnya hanya untuk nyinyirin film ini, bahkan dihubungkan dengan politik, partai politik, pilkada dan sesuatu yang tak ada hubungannya dengan film ini, yang akhirnya malah semakin terlihat kacau pemikiran si reviewernya.
Mengkritisi boleh, tapi jangan sok lebih tau dari sutradara dan produser film DSC ini. Kritik yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan-perbaikan film Indonesia. 
wartakarawang.com
Jika di Film KMGP ada yang menanyakan, "Kok Mas Gagah pergi ke Ternatenya cuma sebentar, langsung balik lagi? Ngapain aja Mas Gagah di Ternate?" Beberapa penonton KMGP banyak yang bertanya-tanya seperti itu, bahkan tak sedikit yang langsung menjadi reviewer film ala-ala yang sotoy seperti saya sebutkan diatas. Pertanyaan-pertanyaan di film KMGP tersebut terjawab sudah di film DSC, semuanya terpampang dengan jelas apa saja yang dikerjakan Mas Gagah di Ternate dan Halmahera Selatan. 
Kenapa sosok Yudi tiba-tiba ada di Ternate dan bertemu Gagah? nah disini juga yang belum menonton film KMGP akan sedikit bingung, walaupun di film DSC sudah ada scene Abah (Mathias Muchus) yang menegur Yudi berkaitan dengan kakaknya Yudi, Kyai Ghufron (Ust Salim A Fillah) yang sedang berada di Ternate.
Bagi yang sudah menonton film KMGP, di awal-awal film penonton digiring untuk flashback ke scene KMGP yang Mas Gagah tercebur ke laut, namun di film DSC ada sosok yang tak terduga yang menolong Mas Gagah, siapa dia? tonton aja filmya, mumpung masih tayang di bioskop.
Banyak pesan moral, inspirasi dan edukasi yang dilakukan Mas Gagah, Yudi dan Kyai Ghufron di Ternate dan Halmahera Selatan. Salah satunya seperti yang diungkapkan artis cantik yang bermain di film Ketika Cinta Bertasbih, Meyda Sefira di akun instagramnya, "Alhamdulillah tanggal 23 Oktober kemarin dapat kesempatan nobar @dukasedalamcinta di Bandung.. ada beberapa Hal menarik dari film ini yaitu :
1. Lokasi pembuatan film ini yang indaahh banget, Masya Allah. Secara pulau Halmahera sudah terkenal keindahan alamnya.
2. Saya anak lingkungan dan di film ini ada edukasi tentang kepedulian lingkungan.
3. Banyak quote-quote kece, yang mau nambah follower bisa loh pake quote-quote disini, #makjleb deh pokoknya.
4. Film ini banyak menguras emosi, bawa tissue yang kalau mau nonton.
5. Last but not least, pesan ceritanya yang bagus (ini penting yaa di tonton sama generasi kekinian). Jadi tunggu apa lagi, segera tonton di bioskop yaa :)) #dukasedalamcinta"
wartakarawang.com
Selanjutnya Yudi yang sedang berada di Ternate bersama Gagah dan Kyai Ghufron, tiba-tiba ada di Jakarta dan tertusuk perutnya karena berusaha melerai tawuran pelajar / anak sekolah. Disini juga yang belum mengerti alur cerita akan ngawur dalam menyimpulkannya. Padahal kesenangan Yudi ya seperti itu, dakwah atau menyampaikan kebaikan-kebaikan di dalam bis. Jika viewer yang sudah menonton film KMGP pasti langsung paham, dan tidak ada adegan yang loncat-loncat, semuanya sesuai alur ceritanya.
Dalam kesenangannya tersebut seringkali bertemu dengan Gita, adik Mas Gagah. Singkat cerita beberapa kali pertemuan antara Yudi dan Gita di bis, nampak muncul pesan cinta yang ditanamkan mereka berdua. 
Gita akhirnya mendapat hidayah untuk berhijab, setelah bertanya tentang jilbab saat seminar (talk show) "ISLAM IS MY WAY, Membangun Potensi Pemuda Islam", yang dijawab dengan gamblang oleh Nadia Hayuningtyas. Proses Gita berubah/hijrah hingga terjadinya insiden di Rumah Cinta, disinilah emosi penonton mulai di aduk-aduk, hingga tak terasa tumpah ruahlah tetesan air mata dari kebanyakan penonton.
Dan bagi pembaca buku "Ketika Mas Gagah Pergi" akan kaget apa yang terjadi di ending film DSC ini. Sebuah adegan yang tak disangka-sangka bakal terjadi di film ini. Nah penasaran kan.. Kuy tonton film DSC segera di bioskop, mumpung masih tayang...!!!
wartakarawang.com
Catatan :
1. Di film DSC masih ada adegan Gita yang masih memakai seragam sekolah, namun tak ada adegan di sekolah seperti di film KMGP. Padahal adegan-adegan lucu Gita dan Tika serta teman-temannya di sekolah itu ngangenin, apalagi dengan kata-kata gaul Tika yang bikin film jadi gaol beud gtooh loh.. Jika di explore lagi di DSC sepertinya akan semakin memanjakan kids zaman now ketika menonton film ini, selain pesan-pesan moral, edukasi dan inspirasi yang ada didalamnya.
2. Insiden di Rumah Cinta, secara Gagah kan pernah jadi juara bela diri tae kwon do, menurut saya seharusnya ada adegan berantem dulu sebelum Gagah dilarikan ke rumah sakit, supaya lebih dramatis.
Itu catatan atau masukan dari saya, diluar itu semua KMGP-DSC ketjeh badaaiii ula ulalaaa.
wartakarawang.com
Karena sedikitnya layar yang diberikan oleh pihak bioskop, akhirnya banyak masyarakat yang sudah menanti-nanti kelanjutan film KMGP berbondong-bondong mengadakan nonton bareng (nobar) baik di daerah yang belum tayang maupun yang sudah tayang reguler.
Maju terus Bunda Helvy Tiana Rosa, penulis sekaligus produser KMGP dan DSC. 
Maju terus Mas Immank (Firmansyah), sutradara KMGP dan DSC, serta kru-kru dan para pejuang yang tergabung dalam film ini. 
Film ini aman ditonton untuk semua umur, walaupun ada kata CINTA di judulnya, CINTA yang dimakasud seperti CINTAnya Nabi Ibrahim kepada anaknya Ismail. Ketika ada perintah untuk menyembelih Ismail, sungguh DUKA SEDALAM CINTA yang dialami oleh Nabi Ibrahim. Itulah filosofi DSC, jadi bukan cinta yang berkonotasi negatif, demikianlah kata Ibu Produser film DSC, Helvy Tiana Rosa.

Sekian.

Mas Djoen.