Selasa, 19 April 2016

"Rumah Cinta" Mas Gagah Terancam Tergusur

Bagi Anda yang sudah menonton film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP The Movie) pasti tau Rumah Cinta yang di pelopori oleh Mas Gagah dan teman-temannya. Mas Gagah berhasil menyadarkan 3 preman yang kemudian insyaf, mengajak 3 preman insyaf tersebut untuk istiqomah di jalan kebenaran (islam), dan bersama-sama memberikan bimbingan, ketrampilan, ilmu agama kepada anak-anak jalanan di Rumah Cinta.
"Islam itu Indah, Islam itu Cinta".

Dikarenakan persyaratan untuk tayang di bioskop durasinya tidak boleh lebih dari 120 menit (untuk film Indonesia), walaupun kenyataannya film-film luar negeri bisa lebih dari itu (apakah ada peraturan bakunya atau diskriminasi kapitalis, entahlah...???). Dari adanya peraturan tersebut akhirnya film KMGP dibagi menjadi 2 (KMGP & KMGP 2) karena kalau dibuat 1 film durasinya lebih dari 120 menit.

Di KMGP yang pertama Rumah Cinta Mas Gagah dan kawan-kawan dibangun, setelah dibangun nampak ada buku-buku, kerajinan tangan, anak-anak, bahkan juga ada ibu-ibu yang sedang menyulam kerudung. Di Rumah Cinta itulah Mas Gagah dan kawan-kawan seolah-olah ingin menciptakan miniatur pusat pendidikan dan ketrampilan bagi kaum dhuafa. Membaca, menulis, bermain bagi anak-anak, mengasah ketrampilan, berdiskusi untuk memberikan solusi bagi negeri tercinta walaupun jangkauannya baru sebatas lingkungan Rumah Cinta dan sekitarnya.

Konsep Rumah Cinta-nya Mas Gagah dan kawan-kawan ternyata menginspirasi di sejumlah daerah untuk melakukan hal yang sama. Walaupun dengan bangunan yang sederhana, minimal ada tempat permanen untuk mewujudkan Rumah Cinta tersebut. Termasuk di daerah tempat aku tinggal sekarang, adik-adik pelajar, mahasiswa, dan organisasi-organisasi yang peduli dengan aktivitas sosial kemasyarakatan, khususnya baca, tulis dan ketrampilan seperti yang ada di Rumah Cinta, telah membentuk Taman Baca Masyarakat (TBM). Sebenarnya TBM Karawang sudah terbentuk sebelum film KMGP diputar, namun belum ada perhatian serius dari pejabat di Karawang. Dimotori oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Karawang dengan KM.2-nya (Karawang Membaca - Karawang Menulis), dari TBM tersebut mereka ingin meraih asa supaya terwujud semacam "Rumah Cinta" di Karawang. Semoga Ibu Bupati yang cantik, dr. Cellica Nurrachadiana membaca tulisanku ini, sehingga bisa mempermudah membantu mewujudkan "Rumah Cinta" di Karawang... Aamiin...

Di trailer KMGP 2 (karena KMGP 2 belum tayang), Rumah Cinta mendapatkan teror dari preman-preman kampung sebelah yang iri terhadap Rumah Cinta, karena anak-anak yang biasa mereka eksploitasi untuk jadi pengemis, pencopet, dan lain-lain, banyak yang beralih ke Rumah Cinta. Peneror tersebut membuat isu aliran sesat dan sebagainya supaya orang-orang tua si anak yang mereka eksploitasi melarang anak-anaknya ke Rumah Cinta. Bahkan ada kejadian pelemparan bom molotof ke Rumah Cinta. Nah... pengen bangets nonton KMGP 2 kan, sabar dulu yah.. kita tunggu bareng-bareng launching penayangan KMGP 2 nya.

Rumah Cinta berlokasi di Muara Angke. Kalau mendengar Muara Angke, aku jadi ingat proyek reklamasi dari gubernur DKI yang arogan, yang selalu menganggap dirinya paling benar, orang lain yang salah (baca: "Ujung Aspal Pondok Gede" Nasibmu Masih Lebih Baik dari "Pasar Ikan Luar Batang"). Kita semua telah menyaksikan bagaimana sadisnya penggusuran pasar ikan Luar Batang, demi memuluskan proyek reklamasi, memuaskan pengusaha-pengusaha taipan (kalau kata Pak Kwik Kian Gie "9 naga", kalau kata Bang Karni Ilyas para taipan yang dapat izin reklamasi dari Ahok, jumlahnya nggak lebih dari 10 orang).

Berikut petikan surat terbuka dari Marwan Batubara mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), "...Hari ini Rezim Repressif menggusur RAKYAT MISKIN di Pasar Ikan. Dalam waktu dekat menyusul penggusuran RAKYAT MISKIN DAN TAK BERDAYA lainnya di Luar Batang, Muara Angke, Kamal Muara dan Kapuk Muara. Semua itu akan membuat hidup yang lebih nyaman dan akses yang lebih MUDAH bagi para pendatang dari UTARA!! Janganlah ANDA PARA PEMIMPIN NEGARA hanya memihak tersedianya Ruang Terbuka HIJAU bagi orang-orang KAYA. Sementara untuk memenuhi semua itu HAK HIDUP Rakyat MISKIN ANDA RAMPAS dengan AROGAN dan REPRESSIF dengan Jutaan Dalih yang sarat MANIPULASI dan KEZOLIMAN!!..."

Makanya ketika aku mendengar Muara Angke, langsung terlintas di benakku tentang penggusuran dan Rumah Cinta-nya Mas Gagah dan kawan-kawan. Bagaimana nanti nasib anak-anak jalanan dan kaum dhuafa yang di bina di Rumah Cinta...??? Bagaimana dengan 3 preman insyaf yang tinggal di daerah itu...??? Lalu bagaimana dengan Mas Gagah dan kawan-kawan...???

Oh ternyata aku lupa, kalau Rumah Cinta yang banyak menginspirasi sejumlah daerah itu ada di film KMGP. Dan KMGP 2-nya pun belum tayang. Bagaimana nasib Rumah Cinta akan lebih jelas di KMGP 2 nanti. Jadi dari sekarang yuuk sisihkan uang, ditabung untuk nonton bareng (nobar) KMGP 2 bersama keluarga dan masyarakat. Semoga saja Bunda Helvy, Kak Hamas, Kak Noy, Kak Aji, Kak Izzah dan Mas Immank sang sutradara bisa mendampingi kita nobar KMGP 2 di Karawang... Aamiin...

Aku sengaja menggabungkan kisah film dengan kisah nyata, dalam hal ini "Rumah Cinta" dan penggusuran yang dilakukan terhadap rakyat miskin untuk kepentingan para mafia, kebetulan lokasi syuting Rumah Cinta di Muara Angke, bisa jadi sebentar lagi akan mengalami nasib yang sama seperti pasar ikan Luar Batang jika tidak ada yang membela dan megadvokasi masyarakat disana. Bukalah mata hatimu wahai para pejabat, terutama pejabat yang arogan seperti gubernur DKI yang sekarang ini, bahwa dalam kesederhanaan dan kemiskinan yang akan Anda singkirkan tersebut, ada hak-hak hidup warga negara dan setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan undang-undang yang mengatur negeri ini.

Terakhir, tulisanku kali ini ibarat pepatah 'sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui'. Awalnya cuma ingin menggabungkan kisah "Rumah Cinta" di film KMGP dan kisah nyata tentang penggusuran dari pemimpin yang dzolim. Alhamdulillah tulisan ini mengalir begitu saja, sehingga bisa memberi masukan kepada Teh Celli panggilan akrab Bupati Karawang supaya bisa membantu terwujudnya "Rumah Cinta" di Karawang, dan secara tidak langsung mempromosikan Film KMGP 2 yang mungkin sebentar lagi akan launching penayangannya, serta menghimbau kepada Bunda Helvy, Mas Sutradara dan keempat pemeran utama film KMGP untuk bisa nobar dan meet & greet KMGP 2 di Karawang nanti... #ngarep heheee... :)
Untuk Bunda Helvy, jika berkenan dan ada keluangan waktu semoga juga bisa mengisi acara seminar di Karawang, serta mensupport teman-teman FLP Karawang dan kawan-kawan dalam mewujudkan "Rumah Cinta" di kota Pangkal Perdjoeangan ini.

Sekian.


Karawang, 19 April 2016.
Mas Djoen (@masjunkaraba)

Senin, 18 April 2016

"Ujung Aspal Pondok Gede" nasibmu masih Lebih Baik dari "Pasar Ikan Luar Batang"

Masih ingat kan lagu "Ujung Aspal Pondok Gede" karya Bang Virgiawan Listianto, atau lebih terkenal dengan nama Iwan Fals. Yuuk kita tarik lagi memori kita ke lagu tersebut... nih liriknya: 
Di kamar ini aku dilahirkan
Di bale bambu buah tangan bapakku
Di rumah ini aku dibesarkan
Dibelai mesra lentik jari ibu

Nama dusunku ujung aspal pondok gede
Rimbun dan anggun
Ramah senyum penghuni dusun

Kambing sembilan motor tiga
Bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana
Dari serakahnya kota
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi

Di depan masjid
Samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain
Mengisi cerahnya hari

Namun sebentar lagi
Angkuh tembok pabrik berdiri
Satu persatu sahabat pergi
Dan tak kan pernah kembali 
Oke gaes.. itulah lirik lagu "Ujung Aspal Pondok Gede". Entah pengarangnya sekarang apakah masih punya lagu yang sama untuk korban penggusuran warga "Pasar Ikan Luar Batang"...???

Dari lirik lagu tersebut aku mengambil kesimpulan penduduk Ujung Aspal Pondok Gede masih beruntung dibanding warga Pasar Ikan Luar Batang. Warga Ujung Aspal masih mendapat ganti rugi berupa kambing sembilan motor tiga (walaupun hanya ilustrasi si pembuat lagu), sementara warga pasar ikan Luar Batang menurut berita yang beredar, mereka diusir paksa tanpa mendapat ganti rugi sepeserpun.

Kita semua telah disuguhi foto-foto penggusuran paksa warga pasar ikan Luar Batang di sosial media, yangmana penghancuran, penindasan dan penganiayaan lebih nampak terlihat, lebih biadab dari sekedar penggusuran. Hanya orang yang ga waras aja yang tidak terenyuh, sedih, berempati kepada warga yang digusur. 
Prof Yusril bilang "Ahok Lebih Kejam Dibanding Pemerintah Kolonial". Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Dr. Laode Ida mengatakan "Ahok Lebih Otoriter dari ORBA". Salah satu ustadz di sosial media menuliskan statusnya, kelakuan Ahok dan bala tentaranya mirip kelakuan zionis israel kepada warga Palestina.

Lalu bagaimana kabar #TemanAhok...???
Silakan Anda jawab sendiri...
Bagiku mereka (#TemanAhok) sudah buta mata hatinya, sudah hilang rasa kemanusiannya, sudah tidak bisa lagi melihat kebenaran yang nyata. Kalo di film "3" Alif Lam Mim, seperti ungkapan Gendhis (istri Lam), "Mana yang BENAR dan mana yang KELIHATAN BENAR". Jadi #TemanAhok akan terus berusaha membuat opini yang seolah-olah benar (Kelihatan Benar), padahal semuanya itu adalah rekayasa untuk melindungi "Neo Fir'aun" junjungannya.

Di acara "Mata Najwa" si Neo Fir'aun bahkan menantang Tuhan, "Jika Tuhan ngaco, juga gue lawan", begitulah sesumbar si rasis yang suka mengatakan orang lain yang rasis (maling teriak maling). Bahkan MUI juga dibikin berang ketika Neo Fir'aun yang notabene bukan muslim melecehkan Nabi hanya demi membela prostitusi. “Nabi turun pun tak bisa hilangkan prostitusi di Jakarta” itulah kalimat pelecehan si Neo Fir'aun terhadap umat islam.

Belum lama ini beredar broadcast strategi #TemanAhok untuk membuat isu pengalihan kasus sumber waras dan kasus penggusuran di pasar ikan Luar Batang. Sungguh sangat-sangat miris membacanya. Kok masih ada yah manusia-manusia macam mereka...??? Mereka pikir Tuhan itu tidur kali yah...??? Mereka pikir warga Jakarta pada kagak waras semua kali yah...??? Seperti juragannya yang sudah hilang kewarasannya gara-gara kasus sumber waras.

"Wamakaru wamakarallah, wallahu khoirul makirin" (QS. Ali Imran:54)
Artinya, "Dan mereka (orang-orang kafir) telah membuat tipu daya, maka Allah pun akan membalas tipu daya mereka, dan Allah lah sebaik-baik pembalas tipu daya"

Kembali ke judul, mungkin lagu Ujung Aspal Pondok Gede jika ditransformasi menjadi Pasar Ikan Luar Batang, liriknya jadi seperti ini :

...... (langsung ke bait ini aja yah) :

Sampai saat tanah moyangku
Tersentuh sebuah rencana
Dari serakahnya c*na
Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar congkak angkuh tirani

Di pasar ikan
Kami dagang mencari nafkah
Ada canda dan tawa yang ikhlas
Mengisi riuhnya hari

Namun sebentar lagi
Angkuh tembok reklamasi berdiri
Satu persatu wilayah pergi
Dan tak kan pernah kembali  

(maaflkan aku Bang Iwan kalo aku bajak lirik lagumu)

Wallahu A'lam Bishshowab.

Sekian.

Karawang, 18 April 2016.
Mas Djoen (@masjunkaraba)

Jumat, 08 April 2016

Surat Cinta untuk Bang Fahri-ku Sayang

Assalamu'alaikum wrwb.

Bang Fahri Hamzah yang aku sayangi dan aku cintai karena Allah, mungkin aku lancang memberanikan diri menulis surat di wall FBmu, karena aku bukanlah siapa-siapa bang, aku hanyalah seorang Mas Djoen yang kesehariannya hanyalah sebagai kuli pabrik dan bapak rumah tangga dari seorang istri dan 4 orang anak. Sebelumnya aku mohon maaf karena terlalu nekat menulis surat cinta ini kepadamu bang.

Tak terasa aku meneteskan air mata ketika membaca kultwitmu tadi pagi, sedih rasanya hati ini ketika sampai dibagian ini:
(MenolakTakut! ‏@Fahrihamzah 10 jam10 jam yang lalu)
Ikhwan,
Ada yang sulit dijawab dan sulit diceritakan...#BersamaDakwah
Yaitu jika Isteri dan anak kita bertanya, "apakah karena abah dipecat, kami tidak bisa ikut tarbiyah lagi?". #BersamaDakwah
Ini pertanyaan paling mengguncang saya kemarin...#BersamaDakwah
Karena kaderisasi dan tarbiyah kita telah menjadi milik keluarga dan anak2 kita. #BersamaDakwah
Mereka telah membiasakan diri dalam tradisi halaqoh dan tarbiyah. #BersamaDakwah
Tiba2 sy tidak lagi di rumah itu...maka wajar mereka bertanya apakah masih boleh berada di situ...#BersamaDakwah
Aku mencoba menahan ekspresi... Aku yakinkan mereka untuk bertahan...#BersamaDakwah
Abang dan kakak yang mulai punya murabbi yg baik...mereka tetap harus di sana. #BersamaDakwah 

Namun disisi lain aku melihat ada orang lain yang sedang menari-nari di atas cobaan yang tengah menerpa dirimu dan partai dakwah ini bang. Mereka yang dulu rajin menghujatmu, rajin memlintir ucapanmu, bahkan rajin memfitnahmu, kini berbondong-bondong seolah-olah membelamu, ingin menjadi pahlawan bagimu, dan ingin menghempaskan partai dakwah ini samapai ke titik nadir. Ketika aku melihat hal ini aku ingin marah bang.. Marah melihat orang-orang dan media-media yang sejatinya adalah pembencimu dan pembenci PKS, kini seolah-olah berada di salah satu pihak, bisa jadi mereka memanfaatkan momen ini untuk mengadu domba antum dan PKS bang.. 
Aku yakin dengan mata hatimu yang tajam dan kecintaanmu terhadap jama'ah ini, engkau pastinya tahu akan hal ini. Maaf bang.. janganlah terbuai dengan undangan-undangan media yang sebenarnya hanya ingin merusak hubungan antum dan partai dakwah ini bang..
Tentunya engkau lebih tahu siapa dibalik media-media tersebut, apakah mereka murni dari sisi jurnalistik, atau ada kepentingan lain dibalik itu semua...???
Semoga Allah melembutkan hati-hati kita ya bang.. pasrahkan semua kepada-Nya, karena hanya Allah-lah yang mempunyai sebaik-baik rencana. Seperti yang telah engkau ungkapkan,
Semoga ini hanya sesaat seperti mendung dan gelap...menjelang hujan. Menyuburkan tanah kita. #
Lalu bersemilah dan menjadi indah...indah pada waktunya...amin.
Afwan ya bang...

Mungkin abang sudah membaca tulisan Ust Salim A. Fillah pemeran Kyai Gufron dalam film KMGP >> https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=985804454846007&id=406779249415200
tulisan yang sangat menyentuh bagiku bang..

Setelah aku membaca tulisan Bang Zico, tak lama kemudian ada kabar bahwa Ust Mashadi sedang dirawat di rumah sakit, dan tak lama dari kabar tersebut aku menerima informasi bahwa Ust Hidayat Nur Wahid menjenguk Ust Mashadi dan memindahkan ke kamar yang lebih layak. Inilah indahnya ukhuwah bang.. Bagaimanapun juga Ust Mashadi adalah guru kita yang mengajarkan zuhud dan qona'ah.. Syafakallah yaa ustadz, semoga Allah angkat penyakit antum dan kembali sehat seperti sediakala.. Aamiin...
Mungkin tulisanku ini tak layak disebut surat cinta ya bang.. heheee...

Terakhir aku ingin bernostalgia bersamamu dengan nasyid dari Suara Persaudaraan yang berjudul "UKHUWAH"

Ukhuwah
Album : Latar Dunia Islam
Munsyid : Suara Persaudaraan
http://liriknasyid.com

Tiada kata indah seindah kata ukhuwah
Dalam sebuah jalinan persaudaraan Islam
Jalinan yang abadi di sisi Tuhan
Berawal dari sebuah perkenalan

Semai tumbuh mekar berbatang serta berdahan
Berhiasakan ranting dan rerimbun dedaunan
berbuahkan cinta suci karena Tuhan
Damai kalbu sejuk terasa indah di pandang

Rasululloh mengajarkan tentang arti kata cinta
Yang harus diungkapkan pada sahabat atau saudara
Dengan kata - kata indah yang terungkap dari lisan
Seindah yang terpendam dalam kalbu

Di altar bandara Husain Sastra Negara
Kutemukan kurasakan sebuah fenomena cinta
Kusadari sepenuhnya cinta adalah rahmat-Nya
Yang harus di jaga dan dipelihara

Alloh kuatkanlah serta liatkanlah
agar cinta berbuahkan payung - payung perlindungan
dihari kiamat di hari tiada naungan kecuali dengan izin-Mu

Kunantikan janji-Mu
Kuberharap pada-Mu
Kuberada diantara tujuh golongan yang kau lindungi

Tempatkanlah diriku
Dudukkanlah diriku
Diatas mimbar yang terbuat dari cahaya-Mu

===============================================

Ana uhibukum fiillah Bang Fahri Hamzah...
Wassalamu'alaikum wrwb.
 

Karawang, 8 April 2016

Mas Djoen (@masjunkaraba)