"Islam itu Indah, Islam itu Cinta".
Dikarenakan persyaratan untuk tayang di bioskop durasinya tidak boleh lebih dari 120 menit (untuk film Indonesia), walaupun kenyataannya film-film luar negeri bisa lebih dari itu (apakah ada peraturan bakunya atau diskriminasi kapitalis, entahlah...???). Dari adanya peraturan tersebut akhirnya film KMGP dibagi menjadi 2 (KMGP & KMGP 2) karena kalau dibuat 1 film durasinya lebih dari 120 menit.
Di KMGP yang pertama Rumah Cinta Mas Gagah dan kawan-kawan dibangun, setelah dibangun nampak ada buku-buku, kerajinan tangan, anak-anak, bahkan juga ada ibu-ibu yang sedang menyulam kerudung. Di Rumah Cinta itulah Mas Gagah dan kawan-kawan seolah-olah ingin menciptakan miniatur pusat pendidikan dan ketrampilan bagi kaum dhuafa. Membaca, menulis, bermain bagi anak-anak, mengasah ketrampilan, berdiskusi untuk memberikan solusi bagi negeri tercinta walaupun jangkauannya baru sebatas lingkungan Rumah Cinta dan sekitarnya.
Di trailer KMGP 2 (karena KMGP 2 belum tayang), Rumah Cinta mendapatkan teror dari preman-preman kampung sebelah yang iri terhadap Rumah Cinta, karena anak-anak yang biasa mereka eksploitasi untuk jadi pengemis, pencopet, dan lain-lain, banyak yang beralih ke Rumah Cinta. Peneror tersebut membuat isu aliran sesat dan sebagainya supaya orang-orang tua si anak yang mereka eksploitasi melarang anak-anaknya ke Rumah Cinta. Bahkan ada kejadian pelemparan bom molotof ke Rumah Cinta. Nah... pengen bangets nonton KMGP 2 kan, sabar dulu yah.. kita tunggu bareng-bareng launching penayangan KMGP 2 nya.
Rumah Cinta berlokasi di Muara Angke. Kalau mendengar Muara Angke, aku jadi ingat proyek reklamasi dari gubernur DKI yang arogan, yang selalu menganggap dirinya paling benar, orang lain yang salah (baca: "Ujung Aspal Pondok Gede" Nasibmu Masih Lebih Baik dari "Pasar Ikan Luar Batang"). Kita semua telah menyaksikan bagaimana sadisnya penggusuran pasar ikan Luar Batang, demi memuluskan proyek reklamasi, memuaskan pengusaha-pengusaha taipan (kalau kata Pak Kwik Kian Gie "9 naga", kalau kata Bang Karni Ilyas para taipan yang dapat izin reklamasi dari Ahok, jumlahnya nggak lebih dari 10 orang).
Berikut petikan surat terbuka dari Marwan Batubara mantan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), "...Hari ini Rezim Repressif menggusur RAKYAT MISKIN di Pasar Ikan. Dalam waktu dekat menyusul penggusuran RAKYAT MISKIN DAN TAK BERDAYA lainnya di Luar Batang, Muara Angke, Kamal Muara dan Kapuk Muara. Semua itu akan membuat hidup yang lebih nyaman dan akses yang lebih MUDAH bagi para pendatang dari UTARA!! Janganlah ANDA PARA PEMIMPIN NEGARA hanya memihak tersedianya Ruang Terbuka HIJAU bagi orang-orang KAYA. Sementara untuk memenuhi semua itu HAK HIDUP Rakyat MISKIN ANDA RAMPAS dengan AROGAN dan REPRESSIF dengan Jutaan Dalih yang sarat MANIPULASI dan KEZOLIMAN!!..."
Makanya ketika aku mendengar Muara Angke, langsung terlintas di benakku tentang penggusuran dan Rumah Cinta-nya Mas Gagah dan kawan-kawan. Bagaimana nanti nasib anak-anak jalanan dan kaum dhuafa yang di bina di Rumah Cinta...??? Bagaimana dengan 3 preman insyaf yang tinggal di daerah itu...??? Lalu bagaimana dengan Mas Gagah dan kawan-kawan...???
Oh ternyata aku lupa, kalau Rumah Cinta yang banyak menginspirasi sejumlah daerah itu ada di film KMGP. Dan KMGP 2-nya pun belum tayang. Bagaimana nasib Rumah Cinta akan lebih jelas di KMGP 2 nanti. Jadi dari sekarang yuuk sisihkan uang, ditabung untuk nonton bareng (nobar) KMGP 2 bersama keluarga dan masyarakat. Semoga saja Bunda Helvy, Kak Hamas, Kak Noy, Kak Aji, Kak Izzah dan Mas Immank sang sutradara bisa mendampingi kita nobar KMGP 2 di Karawang... Aamiin...
Aku sengaja menggabungkan kisah film dengan kisah nyata, dalam hal ini "Rumah Cinta" dan penggusuran yang dilakukan terhadap rakyat miskin untuk kepentingan para mafia, kebetulan lokasi syuting Rumah Cinta di Muara Angke, bisa jadi sebentar lagi akan mengalami nasib yang sama seperti pasar ikan Luar Batang jika tidak ada yang membela dan megadvokasi masyarakat disana. Bukalah mata hatimu wahai para pejabat, terutama pejabat yang arogan seperti gubernur DKI yang sekarang ini, bahwa dalam kesederhanaan dan kemiskinan yang akan Anda singkirkan tersebut, ada hak-hak hidup warga negara dan setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan undang-undang yang mengatur negeri ini.
Terakhir, tulisanku kali ini ibarat pepatah 'sekali merengkuh dayung, 2-3 pulau terlampaui'. Awalnya cuma ingin menggabungkan kisah "Rumah Cinta" di film KMGP dan kisah nyata tentang penggusuran dari pemimpin yang dzolim. Alhamdulillah tulisan ini mengalir begitu saja, sehingga bisa memberi masukan kepada Teh Celli panggilan akrab Bupati Karawang supaya bisa membantu terwujudnya "Rumah Cinta" di Karawang, dan secara tidak langsung mempromosikan Film KMGP 2 yang mungkin sebentar lagi akan launching penayangannya, serta menghimbau kepada Bunda Helvy, Mas Sutradara dan keempat pemeran utama film KMGP untuk bisa nobar dan meet & greet KMGP 2 di Karawang nanti... #ngarep heheee... :)
Untuk Bunda Helvy, jika berkenan dan ada keluangan waktu semoga juga bisa mengisi acara seminar di Karawang, serta mensupport teman-teman FLP Karawang dan kawan-kawan dalam mewujudkan "Rumah Cinta" di kota Pangkal Perdjoeangan ini.
Sekian.
Karawang, 19 April 2016.
Mas Djoen (@masjunkaraba)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar