Di tulisanku sebelumnya, aku menyebut Brigade C-11 (bisa dibaca disini).
Apa itu Brigade C-11? Brigade yang aku maksud disini bukanlah arti yang sebenarnya, aku hanya terinspirasi saja untuk menyebut keempat bidadari kecilku dengan sebutan itu. Ada beberapa pilihan sih awalnya, namun aku lebih cocok dengan sebutan brigade. Brigade menurutku lebih semangat, lebih militan dan tentunya lebih keren gaes... :)
Sementara C-11 adalah alamat rumahku, Karaba Blok C-11. Ini juga yang menginspirasi untuk menamakan blogku menjadi Blog C-11.
Tak lama menikah, alhamdulillah Allah langsung mengabulkan do'a kami, istriku positif hamil. 17 April 2003 adalah pengalaman ketika akan melahirkan anak pertama tak akan pernah kulupakan. Ba'da subuh istriku mengeluarkan cairan putih, ternyata air ketuban. Dan tak lama berselang seorang bayi keluar di pangkuan kedua tanganku. Aku panik, alhamdulillah tetangga-tetanggaku yang baik berhamburan datang ke rumahku, ada 2 ibu-ibu tetanggaku yang berprofesi sebagai perawat salah satu rumah sakit di Karawang, langsung mengambil alih bayi yang ada di kedua tanganku, dan yang satunya menangani istriku. Salah satu perawat itu menyuruhku menghubungi bidan terdekat. Langsung aku bergegas menuju bidan terdekat, kebetulan cuma satu gang dari rumahku.
Alhamdulillah berkat bantuan tetanggaku dan bu bidan, istri dan anakku dalam keadaan selamat, sehat wal afiat, walaupun sempat terjadi kepanikan sebelumnya. Jazakumullah khoiron katsiro kepada semua pihak yang telah membantu proses persalinan istriku dan anak pertamaku.
26 Desember 2004, bertepatan dengan peristiwa "Tsunami Aceh" anak keduaku lahir. Kalau anak pertamaku begitu cepat proses kelahirannya, berbeda dengan anak keduaku, istriku harus di induksi untuk melahirkan anak keduaku, karena secara perhitungan usg sudah lewat dari tanggal kelahirannya. Dhuha waktu itu aku bermunajat kepada Allah, supaya persalinan istriku diberikan kelancaran, demikian pula bapakku yang sedang bekerja di Aceh supaya diberikan keselamatan dalam peristiwa tsunami tersebut.
Alhamdulillah ga lama selepas adzan dzuhur anakku yang kedua lahir. Istriku terlihat lemas setelah berjihad untuk melahirkan anak kedua kami.
9 Mei 2008, lahirnya anak ketigaku. Pagi hari ba'da subuh istri masih terlihat biasa-biasa saja, belum nampak tanda-tanda mau melahirkan. Sebelum berangkat kerja aku bertanya ke istriku, "Sudah mulai terasa belum?"
"Belum, gapapa abi kerja saja, ummi juga mo ngajar kok nanti," jawab istriku.
Akhirnya aku berangkat kerja dengan hati yang berdebar-debar, karena di malam sebelumnya istriku sudah pernah terasa mules. Ketika sedang bekerja, sekitar jam 08:30an aku dipanggil adm bagianku katanya ada telepon dari Karaba (alamat rumahku), ternyata yang menelepon tetangga depan rumahku yang dulu pernah bekerja di satu perusahaan denganku namun kini udah resign. Dia mengabarkan bahwa istriku sudah lahiran dirumah.
Aku langsung ijin pulang, sesampainya dirumah tetangga-tetanggaku yang baik dan bu bidan yang selama ini membantu persalinan istriku sudah berada di rumahku, membantu proses persalinan istriku. Tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Allah SWT, karena diberikan tetangga yang baik, dan tak lupa ku ucapkan jazakumullah khoiron katsiro kepada semua pihak yang telah membantu proses persalinan istriku dan anak ketigaku.
Di kehamilan yang keempat, aku tak mau lagi terulang seperti kelahiran anakku yang ketiga, aku tak berada disisi istriku. Aku bertekad untuk mendampingi istriku dalam proses persalinannya.
13 Oktober 2010, di pagi harinya istriku masih aktivitas seperti biasa, ngajar di TK, itulah profesi istriku. Sepulang ngajar, istriku rebahan sambil ngobrol dengan aku dan anak-anakku. Tiba-tiba di siang hari itu istriku terasa mules yang dahsyat seperti mau melahirkan. Aku langsung ajak istriku ke bu bidan yang selama ini membantu proses persalinan istriku. Kali ini aku ke tempat prakteknya, bukan bu bidan yang datang ke rumahku. Dan setelah istriku diperiksa bu bidan, aku disuruh pulang sama bu bidan untuk balik lagi sambil membawa perlengkapan untuk persalinan istriku. Aku langsung bergegas pulang dan segera kembali lagi ke tempat praktek bu bidan. Dan lahirlah anak keempatku, kali ini aku melihat tatapan bahagia istriku karena aku selalu berusaha berada disampingnya... cieee... suami siaga... :)
Ibroh atau pelajaran yang bisa kuambil, Allah SWT selalu membantu mempermudah urusan kami, dalam hal ini adalah persalinan istriku dari anak pertama hingga keempat. Maka dari itu senantiasa sertakanlah Allah SWT di setiap langkah kita. Jika kita berusaha istiqomah dijalan-Nya, walupun kita dalam keadaan sulit, Allah akan selalu membantu kita dengan cara-Nya. Siapa sangka ada 2 tetanggaku yang perawat yang tiba-tiba datang membantu persalinan istriku ketika aku dalam keadaan panik. Siapa sangka ketika aku sedang bekerja, tiba-tiba ada yang mau peduli menelponku untuk memberitahukan bahwa istriku sudah melahirkan, padahal waktu itu aku belum punya HP. Kalau bukan karena campur tangan Allah SWT, tidak akan mungkin hal itu akan terjadi.
Laa Tahzan, innallaha maa'anaa...
Terimaksih yaa Allah... yaa Robb... yaa Rahmaan.... yaa Rahiim... yaa Dzal Jalali wal Ikram...
Hilyah Azizah, Adilah Salma, Wafa Afifah dan Ahza Faizah, itulah keempat anakku yang kini semakin besar sesuai pertumbuhannya. Wahai anak-anakku berbaktilah pada ummi (ibumu) yang telah berjihad fiisabilillah ketika akan melahirkan kalian. Janganlah sekali-kali kalian menyakiti hati ummi (ibumu), karena surga ada di telapak kakinya.
Untuk bidadari surgaku, satu nasyid dari Suara Persaudaraan kepersembahkan untukmu:
Dialog Dua Hati
Album : Melodi Rindu Dari Ufuk Kalbu
Munsyid : Suara Persaudaraan
http://liriknasyid.com
Munsyid : Suara Persaudaraan
http://liriknasyid.com
Duhai kekasih hati
Kugubahkan nasyid ini
Sebagai tanda cinta suci
Dalam naungan Ilahi
Hari demi hari
Bersamamu kulewati
Dalam suka dalam duka
Dalam meniti ridloNya
Ikrarkan bersama
Untuk tetap dijalanNya
Bahtera rumah tangga
Tladankan rasul mulia
Didik putra-putri
Sebagai amanah Ilahi
Bekali akhlak Imani
Jadikan mukmin sejati
Insya Allah..
Kugubahkan nasyid ini
Sebagai tanda cinta suci
Dalam naungan Ilahi
Hari demi hari
Bersamamu kulewati
Dalam suka dalam duka
Dalam meniti ridloNya
Untuk tetap dijalanNya
Bahtera rumah tangga
Tladankan rasul mulia
Didik putra-putri
Sebagai amanah Ilahi
Bekali akhlak Imani
Jadikan mukmin sejati
Insya Allah..
Insya Allah..
Insya Allah..
Itulah mengenai perjalananku dari kecil hingga sekarang. Makasih gaes telah mau menemaniku... :)
Sekian.
Wassalamu'alaikum wr. wb.
(Mas Djoen - @masjunkaraba), 2 Maret 2016.
Mangga kalo mo mampir baca-baca yang lain:
1. Aku dan Jalanan
2. Aku dan Lingkaran Cinta
3. Aku dan Bidadari Surgaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar