Selasa, 29 Maret 2016

Trio Brothers dan Strategi Perang Khandaq

Assalamu'alaikum gaes...

Kali ini aku ingin sedikit mengupas grup nasyid cilik asal Karawang "Trio Brothers" yang akhir-akhir ini jadi buah bibir masyarakat Karawang, terutama anak-anak dan para penggemarnya yang diberi label 'BroSis' (Brothers & Sisters Trio Brothers Fanclub). Kemudian akan ku ilustrasikan dengan 'Strategi Perang Khandaq' di jaman Rosulullah SAW.

Okey gaes biar ga penasaran, langsung aja kita gali parit.. eh.. maksudnya kita simak penggalianku terhadap Trio Brothers... #cekidot... :)

Trio Brothers adalah sebuah grup nasyid cilik asal Karawang. Tiga bersaudara ini merupakan saudara kandung yang ingin membawa pesan-pesan positif bagi anak dalam setiap penampilannya. Karena genre-nya nasyid, jadi lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu rohani yang bernafaskan Islam.

Mereka memiliki visi “Mengembalikan Jati Diri Anak kepada Fitrahnya Melalui Seni yang Mendidik”. Visi ini muncul dari keprihatinan akan maraknya suguhan hiburan yang tidak mendidik bagi anak-anak. Atas dasar visi itulah, Trio Brothers hadir dengan harapan bisa memberikan alternatif hiburan yang aman dan sehat bagi anak.

Rakha, Sabil, Fajar, itulah nama-nama tiga personil Trio Brothers. Mereka bersekolah di SD Negeri Telukbango V, Batujaya – Karawang. Mereka pun membuktikan, bahwa kesibukan dalam karir sebagai penyanyi cilik tak membuatnya lalai akan tugas utamanya, yaitu belajar. Tiga kakak beradik ini semuanya mendapatkan rangking satu di kelasnya masing-masing.

Mereka mengawali karir dari sekolah mereka, kemudian sekolah-sekolah yang lain, hingga seminar-seminar parenting, bahkan pernah juga ada salah satu kampus di Karawang yang pernah mengundangnya. Melihat potensi yang terpancar dari 3 bersaudara ini, sang ayah (Dede Arif Rahman) mulai menseriusi supaya anak-anaknya bisa masuk ke dapur rekaman.

Kini Trio Brothers telah memiliki mini album perdana yang bertajuk "Nantikan Aku di Surga". Ada 5 lagu dalam mini album tersebut, 'Nantikan Aku di Surga', 'Kita Ciptaan Tuhan', 'Akhlaq Mulia', 'Kasih Tak Bertepi', dan 'Kejar Citamu'.

Selain dari 5 lagu tersebut juga ada beberapa nasyid lawas yang diaransemen ulang dan dinyanyikannya. Seperti 'Islam Yang Telah Berkembang' dari Nada Murni, 'Rosulullah' dari Hijaz, 'Palestina Tercinta' dari Shoutul Harokah, serta lagu 'Kun Anta' dari Humod Al-Khudair juga mereka lantunkan sesuai dengan fitrah anak-anak.

Sang ayah tertarik dengan tawaran untuk membentuk Tim Management yang akan mengatur dan mengarahkan Trio Brothers kedepan. Dan kini terbentuklah "Brothers Management" yang digawangi oleh Muhammad Iqbal, mantan salah satu Tim Managementnya Band Wali.

'Kreasi Anak Karawang’ yang digelar di Karawang Central Plaza (KCP) kompleks Galuh Mas, Karawang (Sabtu, 26/3/2016), menjadi show perdana Trio Brothers yang digagas Brother Management yang berencana akan menggelar show di berbagai kota di Jawa Barat, Jakarta dan Banten.

Di hari itu kebetulan aku dan istri mengantar kedua anakku yang berusia TK dan SD yang ikut lomba mewarnai di acara tersebut. Seperti biasa, di acara itu aku juga cari-cari informasi mengenai Trio Brothers, kebetulan ketemu dengan Kang Iqbal panggilan Muhammad Iqbal selaku Head Manager di Brothers Management, yang sedang nongky-nongky chancy selepas sholat dzuhur, sebelum acara dimulai.

Kang Iqbal mengatakan kepadaku, “Mengenai agenda Trio Brothers kedepan sudah kami susun langkah-langkahnya secara bertahap dan alami. Sebelum muncul di televisi nasional, kami akan memperkuat basis penggemarnya terlebih dahulu di Jawa Barat, Jakarta dan Banten, dengan mengadakan show di 10 kota besar di 3 propinsi tersebut.”

“Di KCP (Karawang Central Plaza) ini merupakan show perdana Trio Brothers, setelah itu giliran di kota lainnya. Langkah ini kami lakukan, disamping untuk memperkuat basis penggemar, juga untuk meningkatkan jam terbang Trio Brothers, sehingga talenta mereka semakin terasah, dan mentalnya semakin siap untuk level nasional. Selain itu, kami melakukan promo secara gencar melalui media sosial, radio, televisi lokal bahkan media cetak," papar Kang iqbal.

“Harapan kami, tentu Trio Brothers bisa diterima oleh masyarakat luas, terutama anak-anak. Hari ini banyak orang tua yang menjerit karna terlalu banyak suguhan hiburan yang tidak mendidik bagi anak. Semoga Trio Brothers bisa menjadi alternatif hiburan yang baik, yang senantiasa menyuguhkan nilai-nilai positif dalam setiap penampilannya. Dan semoga lagu anak dapat bangkit kembali sesuai dengan fitrahnya,” harapan Kang Iqbal ketika melihat lagu anak-anak sekarang ini yang telah mati suri.
("Syabi.. Kang Iqbal.." gumamku dalam hati..)

Gaes.. kita semua tau lagu anak-anak sekarang ini sepertinya telah lenyap ditelan zaman. Setelah era Suzan dan Kak Ria Enes, Dea Ananda dan Trio Kwek-Kweknya, Tasya, dan penyanyi-penyanyi cilik di eranya, seolah-olah lagu anak-anak bagaikan hilang ditelan bumi nusantara. Entah apakah penyebabnya, yang jelas dan nampak didepan mata, komposer-komposer besar di zaman lagu anak-anak berjaya, seperti Papa T. Bob, nampak kesulitan melawan hegemoni industrialisasi permusikan di tanah air akhir-akhir ini, khususnya untuk membangkitkan kembali kejayaan lagu anak-anak Indonesia.

Anak-anak sekarang lebih disibukkan dengan pilihan ikut idol-idolan, yang seringkali dituntut untuk menyanyikan lagu-lagu orang dewasa, yang keluar dari fitrah si anak. Hak asasi anak-anak mereka seolah-olah dirampas oleh pemodal yang mensponsori acara-acara tersebut.

Dan dampak dari dipaksanya anak-anak keluar dari fitrahnya, kita bisa lihat tingginya prosentase kenakalan remaja, anak-anak yang bahkan masih di usia SD sudah berani mengumbar hawa nafsunya, dan mirisnya hal tersebut di dokumentasikan dan dipublish di media sosial tanpa rasa malu.

Kadang timbul pertanyaan dalam hati.. Apakah Indonesia seperti ini yang dikehendaki oleh para pahlawan dan pendiri bangsa ini...??? Tentu tidak gaes.. Para pahlawan dan pendiri bangsa ini telah berjuang keras mengusir penjajah, memerdekakan bangsa ini dari tirani dan propaganda asing.

Namun kini bangsa ini seolah-olah sangat permisif untuk hal-hal yang dapat merusak moral bangsa, hal-hal yang tidak penting, bahkan hal-hal yang bisa dapat menghancurkan kedaulatan bangsa kita, Indonesia... Kenapa 'Merdeka' hanya menjadi pemanis bibir bapak-bapak yang disana.. Sementara pejajahan masif dan terstruktur melalui ekonomi, budaya dan hak asasi manusia kembali mengancam bangsa ini.. #Miris.

Kok jadi ngebahas yang lain yah.. habis gemes sih.. Oke gaes kita lanjut yah.. Naah sekarang kita bahas singkat mengenai 'Strategi Perang Khandaq'

Perang Khandaq disebut juga Perang Parit, karena umat muslim menggunakan strategi menggali parit untuk menghalau serangan pasukan jahiliyah yang tergabung dalam konfederasi/multinasional yang akan menyerbu Madinah. Perang ini dimulai pada 31 Maret 627, dimana pada saat itu metode penyerangan besar-besaran bukanlah hal biasa dalam dunia perang Arab. Karena hal itu juga, pasukan konfederasi sangat tidak siap ketika mereka berhadapan dengan parit yang digali oleh umat Muslim.

Berita tentang penyerangan yang akan menuju kepada ke sejarah perang Khandaq tiba di telinga nabi Muhammad SAW. Mendengar kabar tersebut, nabi Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang Madiah untuk mendiskusikan strategi yang paling tepat untuk menghalau musuh-musuh ini. Taktik-taktik yang diajukan oleh masyarakat Madinah di antara lain adalah langsung menghalau musuh mereka (sebuah taktik yang berhasil memenangkan perang Badar), dan menunggu hingga musuh ada di dalam kota (pelajaran yang mereka ambil menyusul kekalahan perang Uhud), meski akhirnya kaum Muslim yang kalah jumlah memutuskan untuk melakukan pertempuran dengan taktik bertahan yaitu dengan menggali parit yang berguna sebagai penghalang jika musuh tiba.

Strategi penggalian parit yang mereka pelajari idenya berasal dari Salman Al-Farisi yang berasal dari Persia, ini membuat seluruh Muslim di Madinah termasuk nabi Muhammad SAW bekerja keras untuk menggali parit besar dalam waktu 6 hari. Parit ini hanya mereka gali di bagian utara, mengingat Madinah sendiri merupakan sebuah kota yang dikelilingi oleh pegunungan berbatu dan pohon, membuatnya tidak dapat ditembus oleh tentara dengan ukuran besar terutama kavaleri. Penggalian parit ini juga kebetulan bersamaan dengan masa paceklik di Madinah, sehingga wanita dan anak-anak dipindahkan ke bagian dalam kota.

Pihak konfederasi berusaha melewati parit dengan kuda, namun tetap gagal. Akhirnya, dua hingga tiga minggu hanya berbalas-balasan umpatan, disusul dengan pelepasan anak panah dari kejauhan. Meski begitu, hal ini tidak berlangsung lama karena pihak konfederasi mulai kehabisan makanan dan akal, hingga berakhir dengan mundurnya pihak konfederasi.

Itulah sekelumit sejarah 'Perang Khandaq' gaes... Lalu apa hubungannya dengan Trio Brothers...???

Oke gaes.. aku akan coba uraikan judul yang telah aku buat 'Trio Brothers dan Strategi Perang Khandaq'. Setelah aku ngobrol dengan Kang Iqbal, yang sebagian sudah kutulis diatas, menurutku strategi yang ditempuh Brothers Management mirip dengan strategi perang khandaq. Ini ulasannya:

Memperkuat basis penggemarnya terlebih dahulu di Jawa Barat, Jakarta dan Banten, dengan mengadakan show di 10 kota besar di 3 propinsi tersebut. 'Basis Penggemar' ibarat parit yang digali saat perang khandaq. Kaum muslim menggali parit untuk menghalau serangan pasukan jahiliyah yang tergabung dalam konfederasi/multinasional yang akan menyerbu Madinah. Demikian pula Brothers Management yang memeperkuat basis penggemar, selain untuk mensosialisasikan Trio Brothers, juga untuk menghalau serangan dekadensi moral yang terjadi pada anak-anak yang disponsori oleh kekuatan multinasional yang ingin menghancurkan bangsa ini, yang sasarannya langsung ke anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Melalui syair-syair lagu yang positif Trio Brothers berupaya mengembalikan anak-anak ke fitrahnya sebagai anak-anak. Bukan anak-anak yang dipaksakan berperilaku seperti orang dewasa.

Selain itu salah satu lagu Trio Brothers yang berjudul 'Nantikan Aku di Surga' adalah lagu untuk mengenang adik mereka yang telah tiada. Adiknya bernama Salman Al-Farisi. Dan saat perang khandaq, Salman Al-Farisi adalah penemu ide/gagasan/strategi untuk menggali parit/khandaq. Bisa jadi Salman adiknya Trio Brothers yang telah tiada adalah inspirator untuk mendobrak kembali kebangkitan lagu anak-anak Indonesia yang dulu pernah berjaya.

Semoga Trio Brothers bisa menjadi alternatif hiburan yang baik, yang senantiasa menyuguhkan nilai-nilai positif dalam setiap penampilannya. Dan semoga lagu anak dapat bangkit kembali sesuai dengan fitrahnya... ("Syabi.. Kang Iqbal..").

Sekian.

Mas Djoen
Karawang, 29/03/2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar