Assalamu'alaikum gaes...
Kali ini aku ingin sedikit
mengupas grup nasyid cilik asal Karawang "Trio Brothers" yang
akhir-akhir ini jadi buah bibir masyarakat Karawang, terutama anak-anak
dan para penggemarnya yang diberi label 'BroSis' (Brothers & Sisters
Trio Brothers Fanclub). Kemudian akan ku ilustrasikan dengan 'Strategi
Perang Khandaq' di jaman Rosulullah SAW.
Okey
gaes biar ga penasaran, langsung aja kita gali parit.. eh.. maksudnya
kita simak penggalianku terhadap Trio Brothers... #cekidot... :)
Trio Brothers
adalah sebuah grup nasyid cilik asal Karawang. Tiga bersaudara ini
merupakan saudara kandung yang ingin membawa pesan-pesan positif bagi
anak dalam setiap penampilannya. Karena genre-nya nasyid, jadi lagu-lagu
yang dibawakan adalah lagu rohani yang bernafaskan Islam.
Mereka
memiliki visi “Mengembalikan Jati Diri Anak kepada Fitrahnya Melalui
Seni yang Mendidik”. Visi ini muncul dari keprihatinan akan maraknya
suguhan hiburan yang tidak mendidik bagi anak-anak. Atas dasar visi
itulah, Trio Brothers hadir dengan harapan bisa memberikan alternatif
hiburan yang aman dan sehat bagi anak.
Rakha, Sabil, Fajar, itulah
nama-nama tiga personil Trio Brothers. Mereka bersekolah di SD Negeri
Telukbango V, Batujaya – Karawang. Mereka pun membuktikan, bahwa
kesibukan dalam karir sebagai penyanyi cilik tak membuatnya lalai akan
tugas utamanya, yaitu belajar. Tiga kakak beradik ini semuanya
mendapatkan rangking satu di kelasnya masing-masing.
Mereka
mengawali karir dari sekolah mereka, kemudian sekolah-sekolah yang lain,
hingga seminar-seminar parenting, bahkan pernah juga ada salah satu
kampus di Karawang yang pernah mengundangnya. Melihat potensi yang
terpancar dari 3 bersaudara ini, sang ayah (Dede Arif Rahman) mulai
menseriusi supaya anak-anaknya bisa masuk ke dapur rekaman.
Kini
Trio Brothers telah memiliki mini album perdana yang bertajuk "Nantikan
Aku di Surga". Ada 5 lagu dalam mini album tersebut, 'Nantikan Aku di
Surga', 'Kita Ciptaan Tuhan', 'Akhlaq Mulia', 'Kasih Tak Bertepi', dan
'Kejar Citamu'.
Selain dari 5 lagu tersebut juga ada beberapa
nasyid lawas yang diaransemen ulang dan dinyanyikannya. Seperti 'Islam
Yang Telah Berkembang' dari Nada Murni, 'Rosulullah' dari Hijaz,
'Palestina Tercinta' dari Shoutul Harokah, serta lagu 'Kun Anta' dari
Humod Al-Khudair juga mereka lantunkan sesuai dengan fitrah anak-anak.
Sang
ayah tertarik dengan tawaran untuk membentuk Tim Management yang akan
mengatur dan mengarahkan Trio Brothers kedepan. Dan kini terbentuklah
"Brothers Management" yang digawangi oleh Muhammad Iqbal, mantan salah
satu Tim Managementnya Band Wali.
'Kreasi
Anak Karawang’ yang digelar di Karawang Central Plaza (KCP) kompleks
Galuh Mas, Karawang (Sabtu, 26/3/2016), menjadi show perdana Trio
Brothers yang digagas Brother Management yang berencana akan menggelar
show di berbagai kota di Jawa Barat, Jakarta dan Banten.
Di
hari itu kebetulan aku dan istri mengantar kedua anakku yang berusia TK
dan SD yang ikut lomba mewarnai di acara tersebut. Seperti biasa, di
acara itu aku juga cari-cari informasi mengenai Trio Brothers, kebetulan
ketemu dengan Kang Iqbal panggilan Muhammad Iqbal selaku Head Manager di Brothers Management, yang sedang nongky-nongky chancy selepas sholat dzuhur, sebelum acara dimulai.
Kang
Iqbal mengatakan kepadaku, “Mengenai agenda Trio Brothers kedepan sudah
kami susun langkah-langkahnya secara bertahap dan alami. Sebelum muncul
di televisi nasional, kami akan memperkuat basis penggemarnya terlebih
dahulu di Jawa Barat, Jakarta dan Banten, dengan mengadakan show di 10
kota besar di 3 propinsi tersebut.”
“Di KCP (Karawang Central
Plaza) ini merupakan show perdana Trio Brothers, setelah itu giliran di
kota lainnya. Langkah ini kami lakukan, disamping untuk memperkuat basis
penggemar, juga untuk meningkatkan jam terbang Trio Brothers, sehingga
talenta mereka semakin terasah, dan mentalnya semakin siap untuk level
nasional. Selain itu, kami melakukan promo secara gencar melalui media
sosial, radio, televisi lokal bahkan media cetak," papar Kang iqbal.
“Harapan
kami, tentu Trio Brothers bisa diterima oleh masyarakat luas, terutama
anak-anak. Hari ini banyak orang tua yang menjerit karna terlalu banyak
suguhan hiburan yang tidak mendidik bagi anak. Semoga Trio Brothers bisa
menjadi alternatif hiburan yang baik, yang senantiasa menyuguhkan
nilai-nilai positif dalam setiap penampilannya. Dan semoga lagu anak
dapat bangkit kembali sesuai dengan fitrahnya,” harapan Kang Iqbal
ketika melihat lagu anak-anak sekarang ini yang telah mati suri.
("Syabi.. Kang Iqbal.." gumamku dalam hati..)
Gaes..
kita semua tau lagu anak-anak sekarang ini sepertinya telah lenyap
ditelan zaman. Setelah era Suzan dan Kak Ria Enes, Dea Ananda dan Trio
Kwek-Kweknya, Tasya, dan penyanyi-penyanyi cilik di eranya, seolah-olah
lagu anak-anak bagaikan hilang ditelan bumi nusantara. Entah apakah
penyebabnya, yang jelas dan nampak didepan mata, komposer-komposer besar
di zaman lagu anak-anak berjaya, seperti Papa T. Bob, nampak kesulitan
melawan hegemoni industrialisasi permusikan di tanah air akhir-akhir
ini, khususnya untuk membangkitkan kembali kejayaan lagu anak-anak
Indonesia.
Anak-anak sekarang lebih
disibukkan dengan pilihan ikut idol-idolan, yang seringkali dituntut
untuk menyanyikan lagu-lagu orang dewasa, yang keluar dari fitrah si
anak. Hak asasi anak-anak mereka seolah-olah dirampas oleh pemodal yang
mensponsori acara-acara tersebut.
Dan dampak dari dipaksanya
anak-anak keluar dari fitrahnya, kita bisa lihat tingginya prosentase
kenakalan remaja, anak-anak yang bahkan masih di usia SD sudah berani
mengumbar hawa nafsunya, dan mirisnya hal tersebut di dokumentasikan dan
dipublish di media sosial tanpa rasa malu.
Kadang
timbul pertanyaan dalam hati.. Apakah Indonesia seperti ini yang
dikehendaki oleh para pahlawan dan pendiri bangsa ini...??? Tentu tidak
gaes.. Para pahlawan dan pendiri bangsa ini telah berjuang keras
mengusir penjajah, memerdekakan bangsa ini dari tirani dan propaganda
asing.
Namun kini bangsa ini seolah-olah
sangat permisif untuk hal-hal yang dapat merusak moral bangsa, hal-hal
yang tidak penting, bahkan hal-hal yang bisa dapat menghancurkan
kedaulatan bangsa kita, Indonesia... Kenapa 'Merdeka' hanya menjadi
pemanis bibir bapak-bapak yang disana.. Sementara pejajahan masif dan
terstruktur melalui ekonomi, budaya dan hak asasi manusia kembali
mengancam bangsa ini.. #Miris.
Kok jadi ngebahas yang lain yah.. habis gemes sih.. Oke gaes kita lanjut yah.. Naah sekarang kita bahas singkat mengenai 'Strategi Perang Khandaq'
Perang Khandaq disebut juga Perang Parit, karena umat muslim
menggunakan strategi menggali parit untuk menghalau serangan pasukan
jahiliyah yang tergabung dalam konfederasi/multinasional yang akan
menyerbu Madinah. Perang ini dimulai pada 31 Maret 627, dimana pada saat
itu metode penyerangan besar-besaran bukanlah hal biasa dalam dunia
perang Arab. Karena hal itu juga, pasukan konfederasi sangat tidak siap
ketika mereka berhadapan dengan parit yang digali oleh umat Muslim.
Berita
tentang penyerangan yang akan menuju kepada ke sejarah perang Khandaq
tiba di telinga nabi Muhammad SAW. Mendengar kabar tersebut, nabi
Muhammad SAW mengumpulkan orang-orang Madiah untuk mendiskusikan
strategi yang paling tepat untuk menghalau musuh-musuh ini.
Taktik-taktik yang diajukan oleh masyarakat Madinah di antara lain
adalah langsung menghalau musuh mereka (sebuah taktik yang berhasil
memenangkan perang Badar), dan menunggu hingga musuh ada di dalam kota
(pelajaran yang mereka ambil menyusul kekalahan perang Uhud), meski
akhirnya kaum Muslim yang kalah jumlah memutuskan untuk melakukan
pertempuran dengan taktik bertahan yaitu dengan menggali parit yang
berguna sebagai penghalang jika musuh tiba.
Strategi penggalian
parit yang mereka pelajari idenya berasal dari Salman Al-Farisi yang
berasal dari Persia, ini membuat seluruh Muslim di Madinah termasuk nabi
Muhammad SAW bekerja keras untuk menggali parit besar dalam waktu 6
hari. Parit ini hanya mereka gali di bagian utara, mengingat Madinah
sendiri merupakan sebuah kota yang dikelilingi oleh pegunungan berbatu
dan pohon, membuatnya tidak dapat ditembus oleh tentara dengan ukuran
besar terutama kavaleri. Penggalian parit ini juga kebetulan bersamaan
dengan masa paceklik di Madinah, sehingga wanita dan anak-anak
dipindahkan ke bagian dalam kota.
Pihak konfederasi berusaha
melewati parit dengan kuda, namun tetap gagal. Akhirnya, dua hingga tiga
minggu hanya berbalas-balasan umpatan, disusul dengan pelepasan anak
panah dari kejauhan. Meski begitu, hal ini tidak berlangsung lama karena
pihak konfederasi mulai kehabisan makanan dan akal, hingga berakhir
dengan mundurnya pihak konfederasi.
Itulah sekelumit sejarah 'Perang Khandaq' gaes... Lalu apa hubungannya dengan Trio Brothers...???
Oke gaes.. aku akan coba uraikan judul yang telah aku buat 'Trio Brothers dan Strategi Perang Khandaq'.
Setelah aku ngobrol dengan Kang Iqbal, yang sebagian sudah kutulis
diatas, menurutku strategi yang ditempuh Brothers Management mirip
dengan strategi perang khandaq. Ini ulasannya:
Memperkuat
basis penggemarnya terlebih dahulu di Jawa Barat, Jakarta dan Banten,
dengan mengadakan show di 10 kota besar di 3 propinsi tersebut. 'Basis Penggemar' ibarat parit yang digali saat perang khandaq. Kaum muslim menggali parit untuk menghalau
serangan pasukan jahiliyah yang tergabung dalam
konfederasi/multinasional yang akan menyerbu Madinah. Demikian pula
Brothers Management yang memeperkuat basis penggemar, selain untuk
mensosialisasikan Trio Brothers, juga untuk menghalau serangan dekadensi
moral yang terjadi pada anak-anak yang disponsori oleh kekuatan
multinasional yang ingin menghancurkan bangsa ini, yang sasarannya
langsung ke anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Melalui
syair-syair lagu yang positif Trio Brothers berupaya mengembalikan
anak-anak ke fitrahnya sebagai anak-anak. Bukan anak-anak yang
dipaksakan berperilaku seperti orang dewasa.
Selain itu salah satu lagu Trio Brothers yang berjudul 'Nantikan Aku di
Surga' adalah lagu untuk mengenang adik mereka yang telah tiada. Adiknya
bernama Salman Al-Farisi. Dan saat perang khandaq, Salman Al-Farisi
adalah penemu ide/gagasan/strategi untuk menggali parit/khandaq. Bisa jadi Salman adiknya Trio Brothers yang telah tiada adalah inspirator untuk mendobrak kembali kebangkitan lagu anak-anak Indonesia yang dulu pernah berjaya.
Semoga
Trio Brothers bisa menjadi alternatif hiburan yang baik, yang
senantiasa menyuguhkan nilai-nilai positif dalam setiap penampilannya.
Dan semoga lagu anak dapat bangkit kembali sesuai dengan fitrahnya... ("Syabi.. Kang Iqbal..").
Sekian.
Mas Djoen
Karawang, 29/03/2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar